Papeda


Nilai tradisi mendukung sagu untuk orang Papua sebagai makanan pokok mereka, papeda. Bagi
masyarakat pesisir, terutama Sentani, Papeda memiliki peran sebagai petugas yang damai. Papeda
adalah singkatan dari Papua Penuh Damai. Misalnya, ketika terjadi perkelahian, Anda harus
berdamai satu sama lain. Saat damai ini biasanya dilakukan dengan makan bersama. Papeda
disajikan dalam wadah besar sehingga semua orang yang hadir akan berkumpul dan berputar untuk
menikmati papeda bersama-sama. Terdapat ungakapan yang berasal dari masyarakat Sentani yaitu wari taise nekande yang berarti bila tidak makan papeda seperti tidak adanya harapan hidup. Sedangkan ungkapan wari pi enye yang berarti berhubungan dengan kerohanian dan mendalam yaitu manusia hanya hidup melalui sagu. Masyarakat Sentani menyebutkan Tuhan sebagai pemberi hidup, dimana masyarakat memelihara sagu di dalam hidupnya maka mereka memelihara Tuhan dalam kehidupan mereka. Sebab itu, kedua makna dari makan sagu sangat rohani, bila tidak makan sagu maka terasa hampa begitu juga hidup akan terasa hampa bila tanpa adanya Tuhan. Peristiwa ini merupakan nilai budaya yang diwarisi dari generasi ke generasi oleh nenek moyang orang Papua. Sagu disamakan dengan alat, sagu menjadi alat bernilai tinggi. Nilai ini dirasakan oleh masyarakat Sentani, terutama dalam pengolahan sagu. Pemrosesan sagu ini menciptakan suasana yang harmonis. Dalam proses ini, komunitas laki-laki akan menebang pohon sagu dan melabuhkannya, sementara para wanita akan memeras empulur batang sagu yang disebut ela atau mele untuk menghasilkan tepung sagu yang akan dikonsumsi oleh banyak orang. Melalui proses ini, orang secara tidak langsung diajarkan untuk membangun harmoni, meningkatkan kerja sama, dan membangun komunitas atau aliansi yang harmonis.

Cara memasak papeda:
campurkan 150 g tepung sagu ke dalam campuran air mendidih dan garam secukupnya,
lalu masak dan aduk perlahan hingga mengental atau menggumpal. Untuk mengaduk papeda,
orang Papua menggunakan dua batang kayu dan terus menggulungnya satu demi satu sampai
tepung menjadi kental.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Naniura

Peraturan Pemerintah Mengenai BTP - Bahan pemanis