Budaya Pangan 2

Kebiasaan pangan setiap individu pasti berbeda-beda. Banyak faktor-faktor yang memengaruhi kebiasaan pangan. Sebagai contoh, orang Indonesia suka makanan yang pedas, namun lain halnya dengan orang Amerika yang tidak menyukai rasa pedas. Contoh lainnya adalah makanan pokok orang Indonesia adalah nasi, sedangkan makanan pokok orang Amerika adalah kentang, roti, dsb. Jadi apa saja sebenarnya faktor-faktor yang memengaruhi kebiasaan pangan seseorang:

  • Agama
Tiap agama memiliki aturan atau kaidah nya sendiri-sendiri. Beberapa agama memiliki batasan tersendiri mengenai makanan yang boleh dikonsumsi dan tidak boleh dikonsumsi. Contohnya Islam memiliki standar pangan yaitu Halal. Halal meliputi 3 hal, yaitu halal berdasarkan zat-zatnya, halal cara mendapatkannya, dan halal cara memproses/mengolahnya. Sebagai contoh: penganut Hindu tidak mengonsumsi sapi karena sapi merupakan hewan suci, penganut Islam tidak mengonsumsi makanan yang dianggap tidak halal seperti babi, sementara itu penganut Kristen mengonsumsi babi. 
  • Ekonomi
Ekonomi merupakan skala besar dari pada kesejahteraan. Kebiasaan pangan masyarakat dari suatu negara adalah salah satu hasil dari pengaruh perekonomian suatu negara tersebut. Ada suatu penelitian yang mengatakan bahwa semakin makmur atau kaya sebuah negara (negara maju), maka semakin beragam jenis makanannya. Hal tersebut dikarenakan asupan gizi masyarakat di negara maju biasanya sudah terpenuhi, makanya mereka memiliki berbagai jenis makanan. 
  • Suku/bangsa
Suku atau bangsa juga erat dengan adat istiadat setempat termasuk mengenai makanannya. Contohnya masyarakat suku Batak dan suku Menado suka makan pedas, jadi semua masakan kalau bisa ada sambalnya atau memang bumbunya pedas, sementara itu masyarakat suku Jawa suka makanan yang manis-manis, jadi kebanyakan masakan orang Jawa itu manis. 
  • Lingkungan/keluarga
Keluarga sangat besar pengaruhnya dengan kebiasaan makan kita karena sejak bayi kita berada dalam lingkungan keluarga tersebut, sehingga kebiasaanya sudah melekat dengan diri kita. Ada keluarga yang ingin hidup sehat sehingga sejak kecil sudah menjadi vegetarian, sehingga sampai besar pun tetap jadi vegetarian. Namun ada juga keluarga yang suka semua yang instan seperti nugget, mie instan, dll, sehingga menciptakan kebiasaan makan yang instan pula. 
  • Geografis
Letak geografis suatu wilayah dapat memengaruhi kebiasaan makan orang-orangnya. Contohnya masyarakat yang tinggal di pinggir pantai atau laut sudah terbiasa makan ikan dan hasil laut lainnya, karena makanan itulah yang paling mudah di akses. Sementara itu masyarakat yang tinggal di pegunungan sudah terbiasa untuk makan sayur-sayuran atau hasil kebun lainnya dan jarang makan ikan dan hasil laut karena sulit untuk dijangkau. 
  • Kebutuhan Khusus
Ada beberapa individu yang memiliki kebutuhan khusus seperti penderita Lactose intolerance tidak bisa minum susu dan produk susu karena mereka tidak bisa mencerna laktosa. Contoh lainnya adalah penderita diabetes yang harus menghindari produk pangan yang memiliki kadar gula tinggi, penderita kolestrol tinggi juga harus menghindari goreng-gorengan, daging berlemak, dsb. 
  • Pendidikan
Pendidikan juga dapat merubah persepsi seseorang akan makanan yang harus dikonsumsi. Semakin kita tahu akan bahaya atau kerugian dari suatu pangan, kita akan berusaha untuk menghindarinya. Contohnya sarjana pangan akan sangat berhati-hati dalam memilih makanan dan pola makannya karena sudah lebih mengetahui akibat-akibat yang bisa terjadi. 
  • Usia
Anak bayi dan anak remaja pasti memiliki perbedaan kebutuhan asupan gizi. Karena perbedaan kebutuhan asupan gizi, maka berebeda pula makanannya. Begitu pula dengan antara orang dewasa dan orang tua, mereka juga memiliki perbedaan kebutuhan asupan gizi. Contohnya pada waktu bayi atau anak-anak dianjurkan untuk mengonsumsi telur dengan kuning nya, karena sedang masa pertumbuhan jadi butuh banyak protein. Namun pada saat dewasa bagian kuning telur jangan dimakan terlalu banyak (ada batasannya) karena mengandung banyak kolesterol. 
  • Kesejahteraan


Kesejahteraan ini adalah bentuk kecil dari ekonomi. Keluarga yang kesejahteraannya menengah kebawah akan memiliki pola makan dan kebiasaan pangan yang berbeda dengan keluarga yang menengah keatas. Contoh keluarga yang menengah keatas akan sering dan terbiasa untuk makan daging-dagingan, namun keluarga menengah kebawah akan terbiasa untuk makan tempe, tahu, dsb. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Naniura

Peraturan Pemerintah Mengenai BTP - Bahan pemanis

Papeda