Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2019

Pangan dan Globalisasi

Globalisasi memberikan efek yang signifikan pada perilaku konsumen. Semakin bertumbuhnya era globalisasi, semakin banyak jenis makanan yang ditawarkan, khususnya masuknya budaya mengonsumsi fast food. Hal tersebut tidak hanya terjadi karena masuknya jenis makanan fast food di Indonesia, namun oleh karena dorongan oleh iklan yang bermunculan. Seperti yang diketahui bahwa junk food tidak baik dikonsumsi tiap hari. Hal tersebut tentu sudah diketahui oleh masyarakat, namun tetap saja konsumsi junk food tidak sedikit. Dari segi Pendidikan, sosial, budaya, mengatasi permasalahan ini tentunya dengan melakukan penyuluhan, mengatur diet atau pola makan, mengubah gaya hidup menjadi sehat, melakukan kampanye kesehatan. Dari segi ekonomi sosial, konsumen dapat memilih produk yang segar dan kualitas yang bagus. Kesejahteraan masyarakat perlu diperhatikan dengan cara mendorong gaya hidup yang lebih baik, baik dalam makanan, minuman, dan suplemen. Masalah ini juga dibahas dalam jurnal yang

Resep dan Cara Membuat Lumpia

Resep Lumpia 1. Bahan untuk kulit lumpia adalah sebagai berikut: 15 rol pembungkus, 2 sdm tepung yang dilarutkan dalam 1 sdm air untuk perekat minyak pada saat digoreng. 2. Bahan untuk isian lumpia adalah sebagai berikut: 3 siung bawang putih yang dicincang, 1 sdt udang kering panggang yang dihaluskan, 50 gram udang yang dicincang kasar, 50 gram ayam yang dicincang kasar, 2 telur, 200 gram rebung, 1 sdt kecap, 1⁄2 sdt garam, 1⁄4 sdt lada, 1⁄2 sdt gula, 2 sdt minyak, 1 sdt minyak wijen. 3. Bahan untuk saus adalah sebagai berikut: 1 siung bawang putih yang dicincang, 300 ml air, 50 gram gula aren, 1⁄4 sdt lada, 25 gram gula, 1 sdt garam, 3 sdt tepung sagu yang dilarutkan dalam 1 sdt air. Cara Membuat Lumpia  1. Panaskan minyak. Tumis bawang putih dan udang kering sampai harum. Tambahkan udang dan ayam lalu aduk hingga warnanya berubah. Lalu sisihkan ditepi wajan.  2. Tambahkan telur lalu aduk hingga menjadi kecil-kecil. Lalu tambahkan rebung dan aduk lagi h

Kuliner dan Lumpia

Kuliner merupakan bagian dari budaya, sehingga kuliner dapat menjadi identitas suatu kelompok.Kuliner di setiap daerah dilestarikan sebagai identitas bersama.Selain budaya, kuliner juga berkembang secara dinamis dari masa ke masa.Kuliner merupakan bagian dari sejarah, sejarah mempengaruhi ragam kuliner suatu daerah.Perkembangan kuliner Indonesia tidak dapat dilepaskan dari pembaurannya dengan berbagai kebudayaan.Kuliner tidak hanya memuaskan lidah penikmatnya, namun terdapat makna dan nilai  –  nilai budaya yang terkandung dalam kuliner.Makanan atau kuliner sering diberi nilai secara simbolis dalam agama dan kehidupan bermasyarakat.kuliner sebagai simbol biasanya memiliki kekhasan dalam penyajiannya. Lumpia merupakan hasil perpaduan budaya kuliner Tionghoa dan Jawa. Lumpia dijadikan salah satu  Signature Dish  kuliner Kota Semarang. Lumpia Semarang memiliki kekhasan tersediri, terlihat dari tampilan ukurannya, lumpia Semarang lebih besar dibandingkan lumpia yang ada di daera

Lumpia sebagai Identitas Budaya Etnis Tionghoa Peranakan Semarang (3)

Kota Semarang didiami oleh masyarakat multikultur, terdapat beberapa etnis yang berkembang di Kota Semarang.masyarakat multikultur mempengaruhi kebudayaan yang berkembang di Kota Semarang. Jumlah etnsi Tionghoa di Kota Semarang lebih mendominasi dibanding kelompok etnis lainnya.Semarang merupakan meelting pot -nya etnis Tionghoa, karena berdasarkan konsep  Feng Shui  Semarang merupakan wilayah yang baik untuk melanjutkan kehidupan dan tidak terikat dengan kerajaan, aturannya lebih luas. Etnis Tionghoa di Indonesia, khususnya Semarang sudah melampaui beberapa pembagian zaman pemerintahan. Terhitung sejak sebelum pemerintah Kolonial hingga masa pemerintahan Kolonial berakhir, pemerintahan Soekarno pada masa Orde Lama, hingga pemerintahan rezim soeharto, sampai saat ini masih tetap mampu bertahan sebagai kelompok minoritas di Semarang. Sejak menjelang pergantian pemerintahan orde lama (Soekarno) ke pemerintahan Orde Baru (Soeharto), tepatnya tahun 1965 etnis Tionghoa mulai mengala

Lumpia sebagai identitas Budaya Etnis Tionghoa Peranakan Semarang (2)

Lumpia bermula hanya untuk memenuhi hidup satu keluarga percampuran etnis Tionghoa dengan penduduk pribumi, penjualannya pun hanya sebatas di kawasan pecinan yang mayoritas dihuni oleh etnis Tionghoa. Perkembangan lumpia hanya sebatas di lingkungan etnis Tionghoa, setelah peraturan  wijkenstelsel  dihapuskan, kawasan pecinan tidak lagi dikhususkan untuk etnis Tionghoa, etnis Tionghoa sudah banyak yang keluar dari pecinan, maka tidak dapat dipungkiri jika lumpia tidak hanya dikenal oleh etnis Tionghoa, namun juga dikenal oleh penduduk Semarang. Transformasi lumpia dari kuliner rakyat biasa menjadi kuliner yang bersifat universal melalui tahap  –  tahap. Kuliner keluarga, diperkenalkan dan berkembang di lingkungan etnis Tionghoa peranakan di kawasan Pecinan Semarang, kemudian diperkenalkan kepada penduduk Semarang dengan cara dipasarkan di pusat  –  pusat oleh  –  oleh dan di wilayah luar Pecinan. Lumpia dikenal luas oleh berbagai lapisan masyarakat, tak terkecuali para pejabat d